Sabtu, 08 Mei 2010

Tiga Hal Tentang Diri

Kali ini aku bahas tentang pribadi dlm konteks hubungan sosial.
Rupanya menjadi patokan utama buat kita utk melakukan hal2 relasi dgn
org lain yg sekiranya dpt menempatkan diri sendiri pd tingkat yg
luhur.
Memposisikan diri sendiri(sesuai norma) setidaknya memuliakan
Penciptanya. Konsep tentang diri sebetulnya simple-dalam arti
gamblang. Bayangkan jika hanya menyebutkan 3 hal diri; TAU, RASA,
JAGA. Ketiganya itu tanpa saling didahulukan, tp sama2 satu kesatuanutuh.
Saya coba dari TAU. Kita memang pribadi yg unik, dan diciptakan Allah
seturut citra-Nya. Karena dasar kecitraan yg mirip Allah, maka dlm
pelaksanaan sering 'menyaingi' Allah. Kisah kejatuhan manusia pertama
dlm dosa justru krn mengabaikan hal 'TAU' tsb. Setiap kta ada bibit
kesombongan dan perfect(pdhal perfect sesungguhnya milik pencipta).
Tau Diri, menempatkan skaligus mengingatkan kita pada eksistensi
kodrati. Saya tau bhw saya hanya manusia biasa... kalimat itu sering
kta ucapkan entah tulus atw gamblang. Intinya pengakuan atas kemampuan
diri sendiri tidak mengurangi 'talent' yg kta miliki. Tau diri
menjadikan diri sendiri 'sederhana' di kerumunan manusia. Bahkan semua
agama mengajarkan inklusivisme konsep diri ini yg dicerna dlm bahasa
rendah diri-bukan inferior. Cuma bersyukur kta diberi hidup dgn
campuran sifat sikap yg plus-minus, yin-yang, hitam-putih,
surga-neraka. Entah menerjemahkan semua itu harus mengerti TAU DIRI.
Ini olah perbuatan yg tdk dilarang dan tdk merugikan diri.
Ingat bunda Maria, 'terjadilah padaku menurut perkataan-Mu'.
Menandakan wujud 'tau diri' akan kelemahan di mata Tuhan, tau diri
akan kesederhanaan pribadi, dan tau diri dlm menempatkan semua
persoalan misteri kemuliaan Allah pd dirinya. Bayangkan jika seorang
Maria lupa diri, mungkin tak ada devosi spt skrg kta lakukan.
Lantas pada diri kita, hendaknya menanamkan sikap tau diri tanpa
eksklusivisme pribadi dan membuang egois karena dalam hidup berelasi
hal ini sangat dibutuhkan. Secara khusus kpd kaum Hawa yg sepatutnya
sy kagumi dan melindunginya, tdk berlebihan bila konsep tau diri ini
disematkan pdnya. Tau diri kalo memang kta blm mampu, blm sempurna
menurut tuntutan manusiawi, tau diri bhw hanya seorang perempuan
dsbnya.
Maka dr itu saudariku, berbuatlah yg seturutmu menunjukkan 'tau diri'
krn dgn itu engkau menampilkan pd dunia soal eksistensi.
Tentang rasa dan jaga diri, nanti dlm tulisan berikut. semoga bermanfaat.
--
'GIBOLman' - EMANUEL SYUKUR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar