Selama sminggu libur FB, aku brkesempatan ke pantai. Kesekian kalinya aku ke pantai yg sama, kesekian kalinya pula aku dapatkn inspirasi yg sekiranya aku berbagi.
Saat brjalan menyusuri pantai dgn pikiran kosong, berhentilah aku di suatu tempat utk memungut kerang, dan disitu juga aku mengamati batu kerikil yg berwarna. Tanpa disadari ketika aku berjalan dgn seenaknya di atas pasir yg basah, aku meninggalkan jejak-jejak kaki di belakangku dlm bentuk yg tak beraturan. Aku tertegun sambil memandang jejak2 kaki yg kuciptakan itu. Dan, ah.. peduli amat..! Emang gue pikirin..?
Seorang nelayan mendekatiku. Stlh bercakap sekedar tanya tujuanku di tempat itu, dgn gamblang si nelayan itu mengatakan padaku agar cukuplah melintas di areal pantai tsb dan memintaku utk datang lagi esok pagi. Aku heran, kenapa melarangku? Gumamnya pelan saja, 'hari ini sudah banyak kau membentuk jejak2 kaki dsini.. Dan kau akan mengertinya esok ketika engkau ksini lagi.'
Aku mengikuti anjurannya, pulang dgn seonggok kebingungan! Mungkin si nelayan benar, krn itu daerahnya mencari nafkah, atau mungkin tempat itu ada jin penunggu yg harus kuwaspadai. Tapi kenapa esok ke tempat itu lagi? Apakah dia buat perhitungan dgnku?
Sesampainya di rumah, aku menulis di buku harianku... 'hari ini aku mencemari pasir pantai dgn jejak kakiku yg tak beraturan.'
Hari ini esok dr hari kemarin, aku kembali ke pantai ini. Penasaran dgn kata2 nelayan..'esok kau akan mengerti'.
Hampir sama seperti kemarin, aku berdiri di tempat yg dijanjikan nelayan. Tak lama, si nelayan itupun datang! Sambil jabat tangan dia berkata, 'ternyata kau benar2 mencari pengertian.'
Ya.. jawabku antusias. 'Eja, kau hitung berapa jejak kaki yg kau buat kemarin sblm kta bertemu di tempat ini? Aku menggeleng...'lupa hitung.' Oke! tidak apa2! Sekarang eja hitung, berapa jejak kaki yg kau tinggalkan kemarin itu yg sekiranya skrng masih tampak?' Aku tmbh bingung, dan... 'tak ada satupun.'
Lalu kami sama2 diam! Aku dgn pikiranku, dia dgn pikirannya sepertinya tak connect!
'Eja, Tuhan itu mungkin salah satu sifat-Nya seperti itu.' Kenapa? Kemarin eja sudah mencemari pasir ini dgn jejak kaki. Sekarang eja ulangi lagi. Tapi eja sadar atau tdk bhw Dia di atas sana maha pengampun, yg sudi menghapus jejak kakimu?
Aku tersenyum kagum!
Kemarin bikin dosa(jejak kaki), sekarang lagi.
Si nelayan pergi tanpa pamit!
Tuhan maha pengampun! Tak salah aku berdoa: “...Jangan memperhitungkan dosa kami tapi perhatikanlah iman....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar